(review) Transportasi Online di Solo
Sudah menjadi rahasia umum kalau saya
enggak bisa menyetir kendaraan bermotor sendiri. Baik sepeda motor ataupun
mobil, dua-duanya saya nggak ada yang menguasai. Satu-satunya kendaraan di
garasi yang bisa saya pakai sendiri hanyalah sepeda BMX Wim Cycle milik adik
saya. Emang sih, untuk mengendarai sepeda pun saya tergolong telat. Kelas 1 SMP
baru bisa naik sepeda sendiri. Keseimbangan saya nggak bagus dan saya takut
jatuh. Saya takut jatuh dari sepeda
juga takut jatuh cinta. Akibatnya kemampuan naik sepeda saya pun jelek
banget. Gara-gara nggak mahir bawa kendaraan, Ibu Bapak enggak ngizinin saya
membawa kendaraan bermotor sendiri. Pernah sih, latihan bawa sepeda motor
sendiri. Tapi cuma muterin lapangan doang. Habis itu enggak dizinin turun ke
jalan buat demonstrasi soalnya
kata Ibuk Bapak juga adik, saya ini tipe pengendara motor yang berbahaya.
Soalnya selain membahayakan diri sendiri juga membahayakan orang lain. Sedih
ya…. Tapi tenang saja, di zaman now ini banyak kok moda transportasi yang bisa
dijajal, salah satunya ojek online.
Nah
di Solo, ada 3 brand besar transportasi
online yang sudah masuk.Aslinya ada beberapa ojek olne kayak ojek muslimah dan
ojesy gitu sih. Tapi daku belum nyoba.
Jadi, baiklah mulai dibahas satu per satu ya….
Yang pertama GRAB
Saya mau bahas Grab, karena sebenarnya Grab
yang paling awal masuk ke Solo. Tapi bentuknya GrabTaxi. Yang mana isinya
adalah taksi-taksi konvensional di Solo bekerja sama dengan moda transportasi
tersebut. Jadi nanti kalau kita search driver gitu, yang datang menjemput
taksi-taksi konvensional.
Taksi konvensional kan biasanya kalau mau
nentuin tarif harus pakai adegan pacar minta putus pura-pura kabur tapi dalam
hati minta dikejar. Please, berjuang tidak sebecanda itu kali. Nah, kalau pakai GrabTaxi ini lumayan meminimalisir acara “katakan
putus” itu tadi karena biaya perjalanan sudah tertera. Sayangnya, besar biaya
perjalanan ini enggak pas berapa gitu, Cuma dikira-kira. Misal, antara Rp
25.000,00 sampai Rp 35.000,00. Nah, habis itu kita diminta menyesuaikan sendiri
dengan argo yang ada di dalam taksi. Sayangnya, begitu pertama kali saya
nyobain GrabTaxi, Pak Sopirnya enggak mau nyalain argo, terus beliau minta
tengah-tengah. Sebagai lulusan MIPA yang apa-apa serba terukur ku benci dengan
sistem ini, Kak. Benci!!!! Habis itu enggak pernah pakai GrabTaxi lagi.
Belakangan ini Grab di Solo sudah beraneka
rupa. Ada GrabBike, GrabCar, kalau Grab Food belum tahu sih. Belum pernah
nyoba. Grab Car ini keuntungannya biayanya lebih murah. Paling murah di antara
taksi online yang lain. Terus dia itu sistemnya tetep dapat poin menskipun kita
bayarnya cash. Ntar kan kalau dapat poin gitu, ya dapat semacam potongan atau
hadiah apa gitu dari Grab. Cuma sayangnya, karena driver Grab Car ini masih
belakangan masuk ke dalam dunia perojek online-an, saya dapatnya driver nunak nunuk. Alias bingungan. Saya yang
sudah bingung nyari jalan di Solo ini semakin dibikin bingung sama driver. Ya,
untungnya si driver Grab ini bukan type mengeluh. Hehehe….
Kalau enggak, meskipun ordernya GrabCar,
terkadang dapatnya malah taksi konvensional yang bekerjasama dengan Grab. Nah,
driver Grab Car yang juga sopir taksi konvensional ini masih suka bersikap
seperti sopir taksi konvensional. Misal, kita mau pergi kemana, dia enggak
nurut jalan di maps, tapi nanya ke kita sebagai penumpang, “Ini jalannya lewat
mana ya, Mbak?” Ya Allah Pak kujuga enggak paham.
Jadi kalau nilai Grab ini berapa?
3.5 dari 5 aja deh.
Biasanya saya order Grab kalau lagi enggak
punya duit. Kalau lagi enggak punya duit tekanan mental kenyamanan pun sanggup
dilawan haha.
Yang kedua, UBER
Uber adalah salah satu transportasi online
yang masuk ke Solo di tengah-tengah. Iya dia mulai masuk ke Solo setelah ada
GrabTaxi. Cuma, Uber ini di solo adanya Uber X doang. Uber X adalah transprtasi
online yang melayani kendaraan dalam bentuk mobil. Mobilnya bukan yang mewah
gitu, yang kek Datsun Go, Agya, Avanza gitu. Tapi harus bersih, rapi, wangi,
kalau perlu dimodifikasi di sana-sini. Uber ini taksi online yang biayanya
paling mahal dibandingkan yang lain. Belum kalau nyampai lokasi lebih dari
waktu yang diekspektasikan, bayarannya naik gaeeesss!!!! Kalau hujan juga naik,
rush hours biaya juga naik. Pokoknya enggak bersahabat lah kalau buat pekerja
kelas menengah ngehek macam saya ini.
Cuma, dulu di awal-awal orang Solo banyak
yang lebih suka jadi driver Uber. Soalnya kantor Uber ini ada di Solo. Terus
cash-nya kan juga lebih gedhe kan. Mau nggak mau, suka nggak suka, saya pakai
Uberlah. Tapi itu dulu sih, pas jaman nyari Uber cepet banget. Kalau sekarang
ceritanya lain kok. Hehehe….Tenang aja meskipun mahal, kalau sering makai, Uber
banyak ngasih diskon kok. Diskonnya nggak main-main bisa sampai 70-80 % dari
tariff normal. Selain itu ada aturan ngasih bintang yang unik di Uber. Tidak cuma penumpang yang berhak ngasih bintang, tapi sopir juga. Jadi kita pun
dituntut bersikap sopan, murah hati dan menyenangkan biar dapat bintang banyak.
Karena kalau skor kita tinggi, driver enggak malas menjemput dan mudah banget
kalau mau order. Cuma ya, karena banyak banget aturan Uber ini yang bikin harganya
jadi mahal, apalagi kalau lagi di Jakarta, sekarang saya memutuskan untuk
uninstall Uber saja. Ada yang lain yang lebih cocok.
Oh ya, Uber ini semakin kelihata kalau buat
orang menengah ke atas karena cara bayarnya selain cash adalah pakai kartu kredit.
Kalau pakai debit nggak mau. Sedih ya ahahaha….
Jadi kalau dikasih nilai, buat Uber berapa?
4 dari 5 ajalah ya.
Yang ketiga, ini yang paling juara, GOJEK
Aplikasi moda transportasi online milik
anak bangsa ini menjadi juaranya. Gojek, kalau yang Go-Ride memang masuk paling
awal. Saya ngerasain banget lah jaman kalau mau kemana harus jalan kaki dulu
agak jauh biar tidak ketahuan opang, heuheu…Tak lama kemudian GoCar masuk Solo.
Awalnya driver GoCar itu jarang. Orang Solo pada males jadi driver GoCar karena
kantornya di Jogja, tarifnya lebih murah dari Uber pula. Padahal GoCar ini
kalau di Jogja dan Jakarta asyik banget. Jadilah di awal dulu saya terpaksa
install Uber, karena nyari GoCar enggak dapat-dapat mobil. Hiks….
Belakangan ini banyak driver yang beralih
ke GoCar. Soalnya meskipun biayanya murah, GoCar ini bonusnya gedhe. Jadi demi
bonus banyak yang pindah ke Gocar dari Uber. Ada juga cici-cici driver yang
milih jadi driver GoCar karena jarak tempuhnya ketahuan pas nerima orderan,
soalnya kalau Uber orderannya nggak ketahuan seberapa jauh, jadi pada suatu
hari si Cici ini shock ketika menjemput penumpang ternyata jarak tempuhnya
gilak banget, padahal si Cici udah capai.
Dari segi tariff, Gocar lebih murah
ketimbang Uber, tapi lebih mahal daripada Grab. Mobilnya GoCar juga biasa aja,
bahkan mobilnya si Cici tadi malah banyak lumpurnya kek habis offroad, untung
cicinya baik dan lucu hahaha….jadi dimaafkan.
GoJek ini baik GoCar ataupun GoRide bisa bayar pakai tunai atau pakai uang elektronik sih. Kalau uang
elektronik namanya GoPay, top up-nya bisa via driver, debit ATM atau
merchant-merchant yag bekerja sama seperti Alfamart. Cuma kalau top up via
Alfamart nanti kena charge gitu sih. Beda kalau pakai ATM atau via driver.
Bahkan kalau isi ulang pertama kali via driver, bisa dapat bonus dua kali lipat
gitu. Sayangnya saya isi ulang pertama kali via ATM. Hanguslah bonus adik
bang!!!!!
Selain biaya yang di tengah-tengah dan
kondisi mobil yang walaupun tak mewah tetap nyaman dipakai, driver GoJek ini
lebih asyik dan seru. Jarang dan kayaknya saya belum pernah nemu driver yang
selalu nanya, “Ini nanti lewat mana mbak?” Walaupun karakter driver ini di tiap
kota beda-beda. Driver Jakarta lebih pendiam, driver Jogja ramah standard,
driver Solo? Kemrewek hahahah….saya juga sering dapat potongan harga langsung
dari driver di Solo. Cuma diminta bayar setengah aja padahal pakai tunai.
Kuncinya adalah, jadilah mbak-mbak kmerewek, ekstrovert, bersedia main tebak-tebakan dan bahas hal yang nggak penting tapi konyol humble gitulah. Hahaha….
Kalau kita bayar pakai uang elektronik,
bisa dapat poin juga. Tapi kalau cash enggak, beda sama Grab yang cash enggak
cash bisa dapat poin. Poin ini bisa ditukerin macem-macem. Dari Free ride
sampai MacBook. Cuma ya poinnya nyampe puluhan ribu. Nggak tahu sampai kapan
kenanya.
Gojek juga ada rush hour dan meningkat
kalau hujan. Tapi kalau di Solo sih belum pernah ngalamin. Rush hour pernah
kena pas di Jakarta aja sih. But overall, melihat fitur yang ada di GoJek saya
kasih poin 4.5 dari 5 deh.
Pokoknya GoJek juara!!!!!!
Demikian review dari saya soal transportasi
online di Solo. Semoga bermanfaat ya, jadi kalau pas di Solo kamu enggak
bingung mau naik apa…. Selamat main ke Solo
XOXO
udah mulai merambah ke berbagai sudut kota ya trans online ini. Alhamdulillah jadi memudahkan.
BalasHapuskalo saya nih, pas ujan andalannya uber, soalnya gojek sama grab pasti susah dapet.
hari-hari biasa, bandingin harga dulu dari ketiga ini, mana yang paling murah itu yg dipake. hahahaha
iya nih, harus gonta-ganti tergantung kondisi seperti apa :)
HapusAku juga prefer pake gojek mbak. Tapi untuk jarak yg jauhnya lebih dari 25 km, gojek ga bisa pake goride :( disarankan pake gocar. Pake grab bike masih bisa.
BalasHapusBetul, pakai grab kalau over 25 km, cuma kalau mau ride di atas 25 km mikir-mikir juga pegelnya haha
Hapus